Berita

PT Bio Inti Agrindo Gelar Konsultasi Publik Tahunan, Perkuat Kolaborasi Pelestarian Suaka Margasatwa Danau Bian dan Kesejahteraan 8 Kampung

30 September 2025
Konsultasi Publik Bian Project 2025
Konsultasi Publik Bian Project 2025
Konsultasi Publik Bian Project 2025
Konsultasi Publik Bian Project 2025
Konsultasi Publik Bian Project 2025
Konsultasi Publik Bian Project 2025
Konsultasi Publik Bian Project 2025
1 / 4

Merauke, 30 September 2025 – PT Bio Inti Agrindo (PT BIA), perusahaan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang memiliki komitmen penuh untuk mewujudkan operasi berkelanjutan melalui praktik manajemen terbaik, kesadaran lingkungan, keterlibatan masyarakat, dan komitmen terhadap kesejahteraan karyawan. Merujuk pada pedoman standard sertifikasi berkelanjutan RSPO skema RaCP, PT BIA bekerjasama dengan BBKSDA Papua untuk kolaborative management penguatan fungsi kawasan konservasi SM Danau Bian atau disebut dengan environement conservation and community development program (BIAN Project). Kegiatan konsultasi publik ini akan memperkuat transparansi, partisipasi, dan kolaborasi dalam menjalankan BIAN Project.

Sejak tahun 2021 inisiatif awal untuk mendengar masukan dari para stakeholder PT BIA menggelar stakeholder community forum, dan sejak saat itu setiap tahunnya terselenggara kegiatan konsultasi publik ini. Kegiatan Konsultasi Publik yang ke-4 ini dilaksanakan pada hari Senin, 30 September 2025 di Hotel Swiss-bel, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan. Dihadiri oleh Perwakilan Pemerintah, Kepala BBKSDA Papua, perwakilan Kepala Kampung, Lembaga Masyarakat Adat, Universitas Musamus dan peserta lainnya.

PT BIA telah bekerja sama dengan Pemda Merauke dan BBKSDA Papua dalam Bian Project yang mencakup 8 kampung, yaitu Selil, Kindiki, Muting, Waan, Boha, Kolam, Pachas, dan Selauw. Tujuan utamanya adalah menjaga areal konservasi dari ancaman seperti kegiatan ilegal, memastikan ekosistem kawasan terjaga serta kesejahteraan masyarakat. Dalam implementasi kegiatan dilapangan PT BIA menujuk fasilitator lapangan, partner lokal.

Program Bian Project difokuskan pada lima pilar utama: mendukung management konservasi, peningkatan ekonomi, insentif konservasi berupa akses pendidikan dan kesehatan yang lebih baik, integrated fire management serta advokasi best management practice.

Dalam implementasi peningkatan ekonomi Masyarakat, saat ini telah terbentuk 20 kelompok usaha dan BUMK, yang telah menghasilkan produk unggulan lokal seperti 1.000 botol Virgin Coconut Oil (VCO), 300 sabun VCO, serta lebih dari 1.500 Noken yang dipasarkan sebagai produk budaya bernilai tinggi. Dalam bidang dukungan konservasi, BBKSDA disupport oleh PT BIA telah membentuk 8 kelompok Masyarakat Mitra Polhut (MMP) dan 8 kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA), yang secara aktif melakukan lebih dari 24 patroli hutan. Selain itu, inventarisasi biodiversitas telah mencatat kekayaan alam kawasan dengan 160 spesies vegetasi, 15 mamalia, dan 99 burung.

“Konsultasi Publik ini menjadi wadah transparansi, partisipasi, dan kolaborasi. Melalui BIAN Project, kami tidak hanya menjaga kelestarian Suaka Margasatwa Danau Bian, tetapi juga memastikan terciptanya kemandirian ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar,” ujar Renate R.T. Rahaor, Operation Manager BIAN Project. "Melalui Konsultasi Publik Tahunan ini, PT Bio Inti Agrindo menegaskan komitmennya untuk menjadi mitra sejati bagi alam dan masyarakat Merauke. Program ECCDP (BIAN Project) adalah investasi jangka panjang untuk menjaga kelestarian Suaka Margasatwa Danau Bian sekaligus mendorong kemandirian ekonomi masyarakat di delapan kampung sekitar. PT BIA percaya bahwa pertumbuhan bisnis harus berjalan seiring dengan tanggung jawab ekologi dan sosial, dan kami akan terus bekerja sama serta transparan demi terwujudnya Papua Selatan yang lestari dan sejahtera." Tambah Renate R.T. Rahaor.

Pemkab Merauke yang diwakili Asisten Ahli Deputy, Yustina, dalam pembukaannya mengungkapkan bahwa PT BIA selalu memberikan ruang untuk keterlibatan, partisipasi aktif dalam perencanaan, implementasi hingga evaluasi selalu melibatkan stakeholder terkait dalam Bian Project ini”

Johny Santoso Silaban, Kepala BBKSDA Papua menyampaikan beberapa impact dari Kerjasama penguatan fungsi ini ialah penurunan spot kebakaran karena MMP dan MPA sudah mulai aktif patrol serta tercatatnya keanekaragaman hayati yang ada di SM Danau Bian.

Kong Byoung Sun, Presiden Direktur PT BIA, menegaskan: “Upaya PT BIA ini bukanlah aktivitas terpisah dari bisnis, melainkan kebijakan inti untuk mengejar pertumbuhan yang bertanggung jawab, agar industri kelapa sawit dapat berkembang selaras dengan ekosistem yang sehat dan masyarakat yang berdaya.”

Dalam sesi panel diskusi konservasi, key panelis yang hadir antara lain Johny Santoso S,Hut.,M.Agr (Kepala BBKSDA Papua), DR.M. Guntur Ohoiwutun,S.H,M.H. (Peneliti Hukum Adat) dan Supiyono (Kepala Konservasi PT BIA).

Setelah itu dilanjutkan dengan sesi diskusi Sosial, key panelis yang hadir antara lain Dr. Drs. Beatus Tambaip, MA (Rektor Universitas Musamus Periode 2021 -2025), Fredy,S.pd.,M.Pd (Dosen Universitas Musamus), FX.Irianto (Direktur Yayasan Gapai Harapan Papua) dan Kristian Rayar (Koordinator Silva Papua) serta Ibu Tatat (Manager Program Economic Justice Oxfam Indonesia).