Berita

PT BIA Inisiasi Media Visit Penguatan Kemitraan Plasma, Bangkitkan Ekonomi dan Sosial Masyarakat Ulayat Muting

26 November 2025
PT BIA Inisiasi Media Visit: Penguatan Kemitraan Plasma, Bangkitkan Ekonomi dan Sosial Masyarakat Ulayat Muting
PT BIA Inisiasi Media Visit: Penguatan Kemitraan Plasma, Bangkitkan Ekonomi dan Sosial Masyarakat Ulayat Muting
PT BIA Inisiasi Media Visit: Penguatan Kemitraan Plasma, Bangkitkan Ekonomi dan Sosial Masyarakat Ulayat Muting
PT BIA Inisiasi Media Visit: Penguatan Kemitraan Plasma, Bangkitkan Ekonomi dan Sosial Masyarakat Ulayat Muting
PT BIA Inisiasi Media Visit: Penguatan Kemitraan Plasma, Bangkitkan Ekonomi dan Sosial Masyarakat Ulayat Muting
1 / 4

Merauke, 26 November 2025  Melalui kegiatan Media Visit yang diselenggarakan PT Bio Inti Agrindo (PT BIA), para jurnalis diundang untuk melihat langsung bagaimana kebun plasma masyarakat ulayat di Distrik Muting telah menjadi penggerak ekonomi baru di wilayah selatan Papua.

Theo Alex Ohoitaur, Manager Plasma PT BIA, menyampaikan bahwa Melalui Koperasi program plasma ini merupakan kewajiban Perusahaan yaitu menyerahkan minimal 20 persen dari total HGU kepada masyarakat untuk dikelola sendiri

“Semua areal plasma dikelola penuh oleh masyarakat melalui koperasi. Tugas kami adalah memastikan pendampingan teknis, keberlanjutan, dan mutu produksi tetap stabil,” jelas Theo

Produksi sawit masyarakat tergolong stabil dan kompetitif secara nasional, dengan produktivitas berada pada kisaran 23–26 ton per hektare. Menurut Theo, angka tersebut terus dijaga melalui supervisi dan perawatan berkala. Dua sertifikasi penting turut memperkuat posisi plasma di pasar internasional: ISPO (2019) dan RSPO (2021). Dengan sertifikasi ini, kebun plasma resmi diakui sebagai kebun berstandar keberlanjutan nasional dan internasional.

“Produktivitas plasma berada dalam kategori baik secara nasional dan sesuai standar keberlanjutan,” tegasnya.

Sistem pembayaran plasma telah dirancang transparan dan modern. CPCL (Calon Petani Calon lahan) dikirim langsung ke rekening penerima setiap bulan, sementara SHU (Sisa Hasil Usaha) diberikan setiap tiga bulan sekali. Selain menjadi sumber penghasilan, plasma juga membuka lapangan kerja di bidang perawatan tanaman, panen, administrasi, hingga pengawasan kebun. Fasilitas pekerja antara lain mencakup perumahan, air bersih, listrik, serta BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

“Ini manfaat langsung, bukan hanya laporan. Anggota koperasi menerima pendapatan rutin setiap bulan,” ujar Theo.

Bagi masyarakat adat Muting, plasma kini menjadi aset ekonomi yang membawa harapan baru. Melalui tata kelola yang akuntabel dan pendampingan teknis yang konsisten, plasma menjadi contoh nyata bagaimana skema 20% HGU dapat berjalan efektif dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat ulayat.

“Dulu kami hanya mengambil dari alam. Sekarang kami punya kebun sendiri dan bisa rencanakan masa depan,” ungkap salah satu pengurus koperasi. Arnold Mahuze Sekretaris I