Berita
Konsultasi Publik ke-3 Program Konservasi Lingkungan dan Pengembangan Masyarakat (ECCDP) Berhasil Diselenggarakan
27 Agustus 2024
Merauke, 27 Agustus 2024 – PT Bio Inti Agrindo (PT BIA), bekerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua dan Pemerintah Daerah Merauke, berhasil menyelenggarakan Konsultasi Publik ke-3 untuk Program Konservasi Lingkungan dan Pengembangan Masyarakat (ECCDP) di Swiss-Belhotel, Merauke. Proyek ini berfokus pada Suaka Margasatwa Danau Bian (Proyek Bian).
Acara ini bertujuan untuk memperkuat komitmen bersama dalam melestarikan kawasan Suaka Margasatwa dan mendorong pengembangan masyarakat yang berkelanjutan di Merauke. Konsultasi publik ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Pemerintah Daerah, BBKSDA, DLHKP, BKKBN, LSM lokal, akademisi dari Universitas Musamus dan Universitas Cenderawasih, perusahaan kelapa sawit di sekitar, masyarakat lokal, pemasok, pembeli, pengelola Badan Usaha Milik Kampung (BUMK), serta jajaran direksi dan staf PT BIA, dengan total 95 peserta.
Pemerintah Daerah Merauke kembali menegaskan komitmennya untuk mendukung program kemitraan strategis ini. Ir. Justina Sianturi, M.Si, yang mewakili Bupati Merauke, menyatakan dalam sambutannya, "PT BIA telah secara aktif berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Merauke."
Dalam sambutannya, Presiden Direktur PT BIA, Bapak Kim Won Il, menekankan bahwa kolaborasi antara berbagai pihak bertujuan untuk memastikan bahwa keindahan alam, keanekaragaman hayati, dan budaya dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Perusahaan juga mendorong kemandirian ekonomi melalui bantuan ekonomi kepada kampung-kampung di sekitar. Beliau mengungkapkan harapannya agar kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dapat terus terjalin.
Bapak Yulius Palita, S.Hut.T, yang mewakili Kepala BBKSDA Papua, menyatakan bahwa masyarakat tidak lagi menjadi objek tetapi subjek dalam program konservasi. Ini berarti partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi yang berkelanjutan adalah salah satu kunci keberhasilan pengelolaan kawasan tersebut.
Hasil Kerja 2023-2024
Konsultasi publik ini menghasilkan berbagai rekomendasi yang akan dijadikan dasar untuk mengembangkan Proyek Bian di tahun mendatang. Salah satu hasil penting adalah perlunya pembuatan peraturan kampung (perkam) untuk mengelola sumber daya yang ada dan melestarikan kawasan tersebut.
Bapak Y. Agung Widya, S.Hut., M.Si, mempresentasikan hasil kerjasama dengan PT BIA, termasuk:
- Penguatan kelembagaan melalui pelatihan sistem peringatan dini Kahutla
- Perlindungan kawasan, termasuk penyediaan fasilitas dan peralatan pencegahan kebakaran, serta pembentukan Masyarakat Peduli Api (MPA) dan Masyarakat Mitra Polhut (MMP) di delapan desa dalam dan sekitar kawasan tersebut. Studi baseline keanekaragaman hayati dasar dan inventarisasi burung migran.
- Pemberdayaan masyarakat kampung.
Bapak Resit Sozer, M.Sc, Manajer Program PT BIA, mempresentasikan perkembangan alternatif mata pencaharian berkelanjutan di kampung-kampung, termasuk dukungan untuk produksi Virgin Coconut Oil (VCO), berkebun di perkarangan, dan pendampingan intensif dari koordinator kampung. Masyarakat juga diberikan penguatan kapasitas dalam manajemen bisnis, pembukuan sederhana, dan bimbingan dalam mendirikan Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) untuk menerima dan memasarkan produk yang dihasilkan oleh masyarakat.
Pada kesempatan ini, Dr. Mahatma Windrawan juga berbagi informasi mengenai standar internasional yang diterapkan oleh PT BIA untuk memastikan bahwa kelapa sawit yang diproduksi tidak merusak alam dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Prof. Mirza Kusrini, Co-Chair dari IUCN SSC id-ssg, juga menjelaskan peran IUCN dalam konservasi di Indonesia. Beliau berharap bahwa studi keanekaragaman hayati yang dilakukan di Suaka Margasatwa Danau Bian akan menambah kekayaan keanekaragaman hayati atau meningkatkan status spesies di Papua.
Acara dilanjutkan dengan Diskusi Kelompok Terfokus (FGD) yang dibagi menjadi empat kelompok:
- Manajemen konservasi Suaka Margasatwa Danau Bian.
- Konservasi Keanekaragaman Hayati: Flora & Fauna.
- Konservasi Sosial Berbasis Masyarakat.
- Ekonomi Berkelanjutan.
Kegiatan selanjutnya yang direncanakan meliputi patroli rutin bersama masyarakat untuk mengantisipasi musim kemarau, pelepasan satwa liar yang disita, dan kegiatan konservasi sosial serta ekonomi lainnya di kampung-kampung.