Berita

Dukung Masyarakat Kampung Mencapai Akses Pasar, Penjualan Tas NOKEN Pada PON XX Papua 2021

22 Oktober 2021
Tampilan Noken di Pon XX Papua 2021
1 / 4

UNESCO telah menetapkan tas Noken sebagai warisan budaya tak berbenda sejak 2012, hal tersebut tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi Masyarakat Tanah Papua dan juga menarik perhatian PT.BIO INTI AGRINDO (PT.BIA)  untuk mendukung pembuatan tas Noken asli Papua sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat di kampung asli (Kampung Selil, Kampung Kindiki dan Kampung Muting Kecamatan)

Melalui komite gender PT.BIA, kelompok usaha Noken dibentuk, diberikan pengarahan, modal usaha dan juga dibuatkan rekening kelompok usaha. Selain itu PT.BIA berusaha memberikan dukungan dalam mencapai akses pasar yang lebih luas. Bertepatan dengan kegiatan Pekan Olahraga Nasional (PON PAPUA XX 2021), akhirnya dengan melalui seleksi ketat dari Panitia Besar PON sub bidang sosial ekonomi, kelompok usaha Noken mendapatkan stand khusus di Home Base halaman kantor Bupati Merauke untuk menjual dan memamerkan hasil karyanya pada tanggal 5-14 Oktober 2021.

Tak hanya itu, Komite Gender PT.BIA juga membantu membuatkan system penjualan secara online guna mencapai Sustainable Market, agar tak hanya berjualan saat PON namun bisa menjual karyanya di marketplace seperti (Tokopedia, https://www.tokopedia.com/galleryissau). Dengan begitu diharapkan tujuan pemberdayaan masyarakat pembuatan Noken ini dapat terwujud yaitu dengan keahlian dan budaya yang dimiliki dapat meningkatkan pendapatan keluarga dan kesejahteraan ekonomi Individu dan kelompok.

Maria Mahuze selaku Ketua Kelompok menuturkan “ saya senang dapat ikut serta dalam kegiatan ini, selain menonjolkan budaya asli papua, juga diajarkan banyak hal tentang berbisnis, digital learning, kiat sukses dan langsung terjun ikut menjual tas Noken yang kami buat”

Kelompok usaha Noken binaan Komite Gender PT.BIA memiliki  nama kelompok yaitu (1) ENOH yang artinya “Noken” dari Kampung Selil (2) MEYUNAF yang artinya “Mari Kita Jalan” dari Kampung Muting Kecamatan, dan (3) MAH MAY KMA KA yang artinya “ Mari Kita Coba” dari Kampung Kindiki. Dari nama tersebut masyarakat kampung berharap agar kegiatan pemberdayaan pembuatan tas Noken ini menjadi awal mula titik perkembangan kegiatan ekonomi di kampung mereka.